PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya bahasa sering
dianggap sebagai sinonim dari majas, namun sebenarnya majas termasuk dalam
gaya bahasa.Menurut Tarigan (dikutip Tarigan, 1986:2) keterampilan berbahasa
menuntut serta membutuhkan kosakata yang cukup. Kekayaan kosakata seseorang
turut menentukan kualitas keterampilan berbahasa orang tersebut.
Menurut Dale [et
all],(dikutip Tarigan, 1986 : 5) gaya bahasa adalah bahasa indah yang
dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan
suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Pendek kata dengan penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta
menimbulkan konotasi tertentu.
Pemakaian gaya bahasa
yang tepat, dapat menarik perhatian
penerima. Sebaliknya, bila penggunaannya tidak tepat, maka penggunaan gaya
bahasa akan sia-sia, bahkan mengganggu pembaca.
Gaya bahasa pun
merupakan sarana penting dalam menunjang keterampilan menulis, membaca,
berbicara, menyimak, dan pemakaian serta penghayatan karya sastra.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar
belakang diatas, di dapatkan rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan gaya bahasa/majas?
2. Apa
saja jenis-jenis pengelompokan gaya bahasa/ majas?
3. Apa
saja macam-macam isi dari pengelompokan gaya bahasa/majas?
4. Jelaskan
contoh-contoh kalimat gaya bahasa/majas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan
ini untuk :
1. Mengetahui
definisi dari gaya bahasa/majas
2. Mengetahui
jenis-jenis dari gaya bahasa/majas
3. Mengetahui
isi dari jenis-jenis bagian gaya bahasa/majas
4. Mengetahui
contoh dari masing – masing gaya bahasa/majas
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin
diperoleh dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
memnambah wawasan bagi para membaca mengenai gaya bahasa majas.
2. Untuk
memberi masukan kepada para pembaca dalam menggunakan gaya bahasa majas pada
penulisan karya sastra
PEMBAHASAN
A.
Definisi Majas/
Gaya Bahasa
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa,
pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri
bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas
dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas
adalah cara menampilkan diri dalam bahasa.[2]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan
kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu,
keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.[3]
Dengan kata lain, gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan
pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa
ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan
makna yang sebenarnya. Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan bahwa majas adalah
cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa
dan kepribadian penulis.
Unsur kebahasaan antara lain: pilihan
kata, frase, klausa, dan kalimat.Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila
mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran,sopan santun, dan menarik.
B. Jenis-Jenis Majas
1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Majas
yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada
benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia/benda
hidup.
Contoh
: Baru tiga km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk.
b. Depersonifikasi
Majas
yang menampilkan manusia sebagai binatang, benda-benda alam, atau
benda
lainnya.
Contoh:
Hari, tokoh partai X tidak disukai karena ia sering menjadi bunglon
c. Metafora
Majas
ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung.
Contoh
:
- Raja siang telah pergi ke peraduannya.
- Dewi malam telah keluar dari balik awan.
d. Simile
Perbandingan
dua hal yang sengaja dianggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit
dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana.
Contoh:
Wajah ibu dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
e. Alegori
Majas
perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh. Perbandingan itu
membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh:
Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera hidup keluargamu sebab lautan
kehidupan ini penuh badai, topan yang ganas, batu karang, dan gelombang yang
setiap saat dapat menghancurkan. Oleh karena itu, nahkoda dan para awaknya
harus selalu seia sekata dan satu tujuan agar dapat mencapai pantai bahagia
dengan selamat.
2. Majas Pertentangan
a. Hiperbola
Majas
yang memperlihatkan sesuatu yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya, atau
sifatnya.
Contoh:
Tiga tahun telah berlalu sejak meninggalnya kekasihku, namun tak sedetik pun
wajahnya hilang dari ingatanku.
b. Litotes
Majas
yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan
kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh:
Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudra luas.
c. Antitesis
Majas
pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan kata yang berlawanan
arti.
Contoh:
Gadis yang secantik si Ida dipersunting oleh si Dedi yang jelek
itu.
d. Paradoks
Majas
pertentangan yang melukiskan sesuatu solah-olah bertentangan, padahal maksud
sesungguhnya tidak.
Contoh:
Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
e. Okupasi
Majas
pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan. Namun bantahan tersebut
kemudian diberi penjelasan/diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh:
Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak dapat menghentikan
kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untung banyak.
f. Kontradiksi Internimis
Majas
yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah dikatakan
sebelumnya.
Contoh:
Semua murid di kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut jambore.
3. Majas Pertautan
a. Metonimia
Gaya
bahasa yang menggunakan nama barang/merk dagang sebagai pengganti barang itu
sendiri.
Contoh:
Kemarin ia memakai Xenia
b. Sinekdoke
Dapat
dibedakan atas:
1. Pars Pro Toto
Majas
sinekdoke yang melukiskan sebagian tetapi yang dimaksud seluruhnya.
Contoh
: Dia mempunyai lima ekor kuda.
2. Totem Pro Parte
Majas
sinekdoke yang melukiskan keseluruhan tetapi yang dimaksud sebagian.
Contoh
: Kaum wanita memperingati hari Kartini.
c. Eufinisme (ungkapan pelembut)
Pengungkapan
kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang
lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh:
Para tuna karya perlu perhatian yang serius dari pemerintah
d. Alusi
Gaya
bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh
yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Contoh:
Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa Bandung Selatan.
e. Elipsis
Gaya
bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau
beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.
Contoh:
Dia dan istrinya ke Jakarta minggu lalu.
f. Autonomasia
Majas
perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang berdasarkan ciri
atau sifat menonjol yang dimilikinnya.
Contoh:
Si pincang itu ternyata adalah seorang pengusaha kuliner.
4. Majas Perulangan
a. Repetisi
Merupakan
majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata
berkali-kali, yang biasanya digunakan dalam pidato.
Contoh:
Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai
pelindung rakyat, kita junjung dia sebagai pembebas kita.
b. Pararelisme
Majas
seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi. Pararelisme dibagi menjadi:
1. Anafora
Jika
kata yang diulang terletak di awal baris.
Contoh:
Kalaulah
diam malam yang kelam
Kalaulah tenang sawang dan lapang
Kalaulah lelap orang di lawang
2. Epifora
Jika
kata yang diulang terletak diakhir baris.
Contoh:
Kalau
kau mau, aku akan datang
Jika
kau kehendaki, aku akan datang
Bila
kau minta, aku akan datang
3. Simploke
Jika
kata yang diulang terletak di awal dan akhir baris.
Contoh
:
Kau
bilang aku ini egois, aku bilang
terserah aku
Kau bilang aku ini judes, aku bilang
terserah aku
4. Mesodiplosis
Jika
kata yang diulang terletak di tengah baris.
Contoh:
Pendidik
harus meningkatkan kecerdasan bangsa
Para
dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat
5. Epanalepsis
Jika
kata pertama diulang pada akhir.
Contoh
: Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
c. Kiasmus
Gaya
bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau
pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh:
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya kaya.
d. Aliterasi
Sejenis
majas yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-kata yang permulaannya
sama bunyinya.
Contoh:
- Dara damba daku
-
Datang dari danau
e. Antanaklasis
Majas
yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
Saya selalu membawa buah tangan kepada buah hati saya.
5.
Majas Sindiran
a. Ironi
Majas
yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir.
Contoh:
- O... kamu baru bangun, baru pukul sepuluh
pagi.
- Bersihnya kamar ini, puntung rokok
dimana-mana.
b. Sinisme
Majas
sindiran yang agak kasar dibandingkan dengan majas ironi.
Contoh:
Dengan sifatmu yang malas berusaha semoga kamu mendapatkan pekerjaan yang
bagus.
c. Sarkasme
Majas
sindiran yang paling kasar dibandingkan majas ironi dan sinisme.
Contoh:
Otakmu itu memang sudah bukan otak manusia lagi. Otakmu itu sudah menjadi otak
udang.
6.
Majas Penegasan
a. Pleonasme
Majas
yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena
arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh:
Salju sudah mulai turun ke bawah.
b. Klimaks
Majas
yang menyatakan beberapa hal berturt-turut dengan menggunakan urutan kata-kata
yang semakin lama semakin memuncak pengertiannya.
Contoh:
Semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua memenuhi
arena pasar malam itu.
c. Antiklimaks
Majas
penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut
dengan menggunakan urutan kata-kata yang semakin lama semakin menurun
pengertiannya.
Contoh:
Jangankan seribu, seratus, serupiah pun tak ada.
d. Retoris
Majas
penegasan dengan menggunakan kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui.
Contoh:
Mana mungkin orang mati hidup kembali?
KESIMPULAN
Majas
adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas untuk memperoleh
efek-efek tertentu. Majas dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
- Majas
perbandingan yang terdiri dari personifikasi, depersonifikasi, metafora,
simile, alegori.
- Majas
pertentangan yang terdiri dari hiperbola,litotes, antitesis, paradoks,
okupasi, kontradiksi internimis
- Majas
pertautan yang terdiri dari metonimia, sinekdoke, eufinisme, alusi,
elipsis, autonomasia; majas perulangan yang terdiri dari repetisi,
pararelisme, kiasmus, aliterasi, antanaklasis; majas sindiran yang terdiri
dari ironi, sinisme, sarkasme.
- Majas
penegasan yang terdiri dari pleonasme, klimaks, antiklimaks, retoris.
DAFTAR
PUSTAKA
Gorys,
Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Primagama,
Tentor. 2007. Panduan Belajar Kelas IX SMP. Yogyakarta:Primagama.
Tarigan,
Henry Guntur. Pengajaran Kosakata. 1989. Bandung:Angkasa Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar