https://www.youtube.com/watch?v=ANS9sSJA9Yc&list=PLFgquLnL59alQ4PrI-9tZyl0Z8Bqp-RE7&index=3

Senin, 19 Desember 2016

MAKALAH PERBEDAAN DI BIDANG POLITIK ANTARA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JOKO WIDODO (JOKOWI)

PERBEDAAN DI BIDANG POLITIK ANTARA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JOKO WIDODO (JOKOWI)

Oleh:
Nama                          : Amelia Dwi Putri                (061530330270)
                                      Herlinawati                          (061530330276)
                                      Khaidir Faturrachman       (061530330278)
                                      Nur Hijrani                          (061530330285)
                                      Widia Apriyanti                  (061530330291)
Kelas                           : 1 TB  (Kelompok 3)
Dosen Pembimbing   : Hadi Winarko, S.Sos.


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telepon:+62711353414
Fax: +62711355918 Web:
http://www.polsri.ac.id Email: info@polsri.ac.id





 Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapakan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidaya-Nyalah sehingga penyusunan makalah tentang Perbedaan Dibidang Politik Antara Pemerintah  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Dan Joko Widodo (Jokowi)  ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.  Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa akan datang.



Palembang, Januari 2016


            Kelompok 3





Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................. 3
Bab 1. Pendahuluan............................................................................................ 4
1.1  Latar Belakang......................................................................................... 4
1.2  Tujuan Penulisan...................................................................................... 4
Bab 2. Pembahasan............................................................................................. 5
     2.1 Pengertian Politik..................................................................................... 5
     2.2  Sistem Politik di Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono................ 8
     2.3 Sistem Politik di Pemerintahan Joko Widodo......................................... 11
     2.4 Perbedaan di Bidang Politik Antara Pemerintahan
            SBY dan Jokowi..................................................................................... 13
Bab 3. Penutup.................................................................................................... 14
             Kesimpulan............................................................................................ 14
             Saran...................................................................................................... 14
Daftar Pustaka.................................................................................................... 15
    

    
      
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Menurut Rod  Hague dikutip dari (http://herma-putra.blogspot.co.id),  politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan dalam anggota-anggotanya. Serupa dengan pendapat Ramlan Subakti, politik adalah proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah  tertentu. Dikutip dari (http://herma-putra.blogspot.co.id).
Indonesia merupakan negara berkedaulatan dan merdeka yang tentunya sudah memiliki sistem politik tersendiri untuk mengatur pemerintahannya. Politik di Indonesia bukan tanpa masalah, sejak zaman kemerdekaaan hingga masa sekarang politik di Indonesia mengalami perubahan dan gejolak yang pada akhirnya berdampak pada masyarakat secara umum.
Oleh karena itu, kami akan membahas tentang perbedaan di bidang politik antara pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi).

1.2  Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan di bidang
politik antara pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik
            Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaandalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Berikut pengertian tentang politik menurut para ahli;
a.       Rod Hague
Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya.
b.      Meriam Budiardjo
Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam study system politik (atau Negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu yaitu tujuan yang menyangkut dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi (private goals).
c.       Maurice Duverger (1993)
Politik adalah kekuasaan, kekuatan adalah seluruh jaringan lembaga-lembaga (institusions) yang mempunyai kaitan dengan otoritas, dalam hal ini suasana didominasi beberapa orang atas orang lain.
d.      Plato dan Aristoteles
Politik adalah suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik (polity)yang terbaik di dalam politik, manusia akan hidup bahagia karena memiliki peluang untuk mengembangkan bakat hidup dengan rasa kemasyarakatan yang akrab dan hidup dalam suasana moralitas

.
e.       Max Weber
Politik adalah sarana perjuangan untuk sama-sama melaksanakan politik atau perjuangan untuk mempengaruhi pendistribusia kekuasaan baik di antara Negara-negara maupun diantara hukum dalam suatu Negara.
f.       Deliar Nor
Politik adalah ilmu yang memusatkan masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama masyarakat
g.      Joyce M. mitchel
Poitik adalah pengmbilan keputusan kolektif atau perbuatan kebijakan umum untuk masyarakat seluruhnya.
h.      Karl W. Deutsh
Politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum
i.        Ossip K. Fleich Teim
Ilmu politik adalah  ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari Negara, sejumlah mana Negara merupakan organisasi kekuasaan lain yang tak resmiyang dapat mempengaruhi Negara.
j.        Robert F. Soltou
Ilmu politik adalah mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu, hubungan antar Negaranya dngan Negara lain.
k.      Harold D. Lasswell dan A. Kaplan
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan.
l.        Ibnu Aqil
Politik adalah hal-hal praktis yang lebih mendekati kemaslahatan bagi manusia dan lebih jauh dari kerusakan meskipun tidak digariskan oleh Rosulullah S.A.W.
m.    Litre
Politik didefinisikan sebagai ilmu memerintah dan mengatur negara
n.      Carl Schmidt
Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat keputusan – keputusan daripada lembaga-lembaga abstrak.
o.      Kartini Kartolo
Politik adalah aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku ditengah masyarakat.
p.      Prof. Miriam Budiarjo
Politik adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan itu. Menurutnya politik membuat konsep-konsep pokok tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).
q.      Hans Kelsen
Dia mengatakan bahwa politik mempunyai dua arti, yaitu sebagai berikut.
a.       Politik sebagai etik, yakni berkenaan dengan tujuan manusia atau individu agar tetap
hidup secara sempurna.
b.      Politik sebagai teknik, yakni berkenaan dengan cara (teknik) manusia atau individu
untuk mencapai tujuan.
r.        Andrew Heywood
Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala komflik dan kerjasama.



2.2 Sistem Politik di Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Dalam pemerintahan SBY ini, melakukan beberapa kebijakan politik diantaranya:
1.      Pembentukan Kabinet Bersatu
Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY membentuk Kabinet Indonesia Bersatu yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007. Seperti Pembentukan Kabinet Bersatu jilid II Pada periode kepemimpinannya yang kedua, SBY membentuk Kabinet Indonesia Bersatu II yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya.Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada tanggal 18 Oktober 2011, Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet.



2.       Menganut konsep Trias Politika 
Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda.Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang. Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances (saling koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara tidak selamanya serupa, mulus atau tanpa halangan.Konsep Trias Politika (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif) pada masa pemerintahan SBY mengalami perubahan progresif, dimana konsep tersebut berusaha menempatkan posisinya berdasarkan prinsip structural Sistem Politik Indonesia, yakni berdasarkan kedaulatan rakyat. Pada masa pemerintahan SBY, hal tersebut benar-benar terimplementasikan, dimana rakyat bisa memilih secara langsung calon wakil rakyat melalui Pemilu untuk memilih anggota dewan legislaif, dan Pilpres untuk pemilihan elit eksekutif, sekalipun untuk elit yudikatif, pemilihannya masih dilakukan oleh DPR dengan pertimbangan presiden.



3.       Sistem Kepartaian
Di Indonesia sendiri, selama masa pemerintahan SBY di tahun 2004-2009, sistem kepartaian mengalami perubahan yang signifikan, dimana partai politik bebas untuk didirikan asalkan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku, serta tidak menyimpang dari hakikat pancasila secara universal. Masyarakat Indonesia pun dapat memilih calon wakil rakyat pilihan mereka secara langsung, hal tersebut tentu menunjukan apresiasi negara terhadap hak dasar bangsa secara universal dalam konteks pembentukan negara yang demokratis.

4.       Politik Pencitraan
Politik pencitraan merupakan salah satu senjata ampuh yang digunakan para pemimpin negara untuk mengambil hati rakyatnya. Pola politik pencitraan tentu digunakan oleh hampir semua pemimpin negara di dunia, termasuk Presiden SBY. Selaku pemimpin negara, ia tentu harus membentuk citra dirinya sebaik mungkin demi menjaga imej baiknya di mata masyarakat Indonesia. Dalam melakukan politik pencitraan tersebut, Presiden SBY melakukanya dengan beberapa hal, yang terbagi dalam konteks internal dan konteks eksternal. Dalam konteks internal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan menggunakan kapabilitas internalnya, yakni dengan kapabilitas retorika atau kemampuan berbicara di depan umum. Dari lima jenis retorika yang dikemukakan Aristoteles, Presiden SBY dinilai mengimplementasikan Retorika tipe Elucotio, dimana pembicara memilih kata-kata dan bahasa yang tepat sebagai alat pengemas pesanya ketika berbicara di depan umum. Selain hal tersebut, konteks internal disini berkaitan dengan sikap bijak, kalem, dan legowo yang ditunjukan Presiden SBY kepada masyarakat, dimana hal tersebut tentunya dapat berimplikasi terhadap penarikat rasa simpatik masyarakat itu sendiri. Dalam konteks eksternal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan beragam aspek, salah satunya adalah kampanye, dan introduksi prestasi positif SBY selama memerintah Indonesia. Hal tersebut tentu dapat memicu ketertarikan rakyat Indonesia akan keberhasilan SBY dan menjadi simpatik atasnya.

5.       Politik Luar Negeri
          Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu :
1) Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara lain seperti Jepang meliputi berbagai aspek bidang kehutanan, antara lain: bidang konservasi, pengembangan sumberdaya manusia, dan bidang reboisasi dan rehabilitasi hutan. China dalam bidang ekonomi.
2) Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan-perubahan domestik dan perubahan-perubahan yang terjadi di luar negeri (internasional).
3) Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin hubungan dengan siapa saja (baik negara, organisasi internasional, ataupun perusahaan multinasional) yang bersedia membantu Indonesia dan menguntungkan pihak Indonesia, dengan strategi give and take (member dan menerima) dimana Indonesia memberikan berbagai bantuan kepada negara-negara yang menjalin politik luar negeri dengan Indonesia. Sehingga jika Indonesia memerlukan bantuan dari luar negeri, negara yang menjalin hubungan poliktik dapat memberikan bantuan kembali, contohnya ketika terjadi kegaduhan di negara Mesir, Indonesia mengirimkan TNI untuk membantu meredakan kegaduhan tersebut.
4) Konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia Internasional. Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST adalah unity(umum) artinya kerjasama dilakukan secara umum, harmony(sinkronisasi) artinya politik luar negeri yang dilakukan harus sinkronisasi dengan semua pihak yang terkait, security(keamanan) politik luar negeri haruslah aman, dan jangan terjadi aksi terorisme dan penyadapan, leadership(kepemimpinan) prinsip ini bermaksud agar semua pemimpin saling berkoordinasi dalam politik luar negeri, prosperity(kemakmuran) diharapkan pihak yang melakukan politik luar negeri dapat memakmurkan rakyatnya. Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST inilah yang menjadi sasaran politik luar negeri Indonesia di tahun 2008 dan selanjutnya.

2.3 Sistem Politik di Pemerintahan Joko Widodo
Dalam aspek politik, tekanan konflik pasca Pilpres 2014 khususnya polarisasi parlemen antara kubu Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat menjadi tantangan terberat yang sulit dihindarkan pemerintahan Jokowi. Bukan semata bagaimana mendamaikan keduanya dalam perebutan kursi alat kelengkapan dewan, melainkan bagaimana mengembalikan makna koalisi penguasa dan oposisi kepada makna sebenarnya yang lebih bersifat subtanstif dibandingkan prosedural. Sebuah makna bahwa perbedaan pandangan tak dilandasi unsur balas dendam, melainkan bagaimana nilai parlemen koalisi dan oposisi sebagai pendukung dan penyeimbang kebijakan pemerintah. Sebab buruk sekali nasib parlemen kita jika hanya menjadi “tukang stempel” maupun “tukang kritik” kebijakan pemerintah tanpa adanya upaya mengelaborasi kritik dengan pijakan pengetahuan dan analisis yang mendalam. Namun pada akhirnya Jokowi berhasil mempertahankan terjalinnya komunikasi politik dengan parlemen, bahkan ada kecenderungan positif KMP mulai mengurangi tekanan-tekanan politiknya seiring dengan misi pemerintahan Jokowi-JK untuk menyejahterakan masyarakat berjalan pada rel yang benar dan dinilai baik oleh KMP.
Presiden Joko Widodo juga melakukan reshuffle kabinet terhadap para menterinya yang 'lamban' bekerja dan diyakini reshuffle kabinet tidak akan berhenti dilakukan Jokowi sebagai langkah punish and reward serta evaluasi terus menerus.
Dalam kurun waktu sembilan bulan, pemerintah mampu melakukan konsolidasi politik. Selain itu, kebijakan dan langkah Jokowi cenderung "mencuri" perhatian publik, seperti yang dilakukan ketika mengganti calon Kapolri untuk merespons desakan publik, membentuk Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK yang semuanya tokoh perempuan, serta memberikan perhatian khusus kepada provinsi dengan otonomi khusus, yaitu Papua, Papua Barat, dan Aceh. Sebagian besar responden meyakini pemerintahan JKW-JK mampu menciptakan kondisi politik lebih baik.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dalam bidang politik dan hukum semakin membaik dalam satu tahun pemerintahannya. Jokowi-JK, katanya, sudah mampu melakukan konsolidasi politik dan hukum. "Kalau bicara politik, Jokowi-JK semakin menguat posisi tawar, hubungan dengan elit makin luas dan semakin menguatnya dukungan politik dengan adanya dukungan politik PAN," ujar Qodari saat dihubungi SP, Senin (19/10).



2.4 Perbedaan di Bidang Politik Antara Pemerintahan SBY dan Jokowi
Setiap masa pemerintahan pasti memiliki perbedaan pada sistem politiknya. Tidak terkecuali pada pemerintahan Presiden SBY dan Presiden Jokowi. Berikut adalah perbedaan di bidang politik antara kedua pemerintahan yang telah kami rangkum.
-          Pada pemerintahan SBY periode pertama tidak melakukan reshuffle kabinet dan baru melakukan reshuffle kabinet pada periode kedua dengan nama Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua. Sedangkan pada pemerintahan Jokowi, ditahun pertamanya telah melakukan reshuffle kabinet.
-          Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada pemerintahan Jokowi dilakukan secara serentak sedangkan SBY tidak dilakukan secara serentak di setiap daerah.
-          Pencitraan politik yang dilakukan oleh SBY adalah dengan  melakukan kampanye politik dimana ia menggunakan kemampuan bicaranya untuk menarik simpatisan. Sedangkan pada pemerintahan Jokowi, Ia lebih mengutamakan acara ‘blusukan’ ditengah warga untuk menarik simpati rakyat.
-          Pada awal masa pemerintahan Presiden Jokowi, terbentuk dua kubu koalisi di Indonesia, yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Sedangkan pada masa pemerintahan SBY tidak terjadi perpecahan koalisi kepartaian.
-          Aspek politik selama 100 hari pertama pemerintahan SBY berjalan kondusif dan tidak terjadi kegaduhan apapun. Sementara itu pada 100 hari pertama pemerintahan Jokowi terjadi kegaduhan politik, seperti terbelahnya parlemen dan perpecahan partai.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Setiap pemerintahan memiliki sistem politik yang berbeda-beda. Contohnya adalah pada pemerintahan SBY dan Jokowi. Hal tersebut terjadi karena perbedaan kebijakan yang ada. Tidak hanya itu, banyak sekali perubahan yang terjadi pada sistem politik di masing-masing pemerintahan. Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dilakukan berbagai perbaikan maupun perubahan strategi politik dari masa pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh Presiden SBY. Seperti melakukan Pilkada serentak di seluruh wilayah Indonesia.
           
3.2 Saran
            Melihat perbedaan pemerintahan di bidang politik pada masa Presiden SBY maupun Presiden Joko Widodo,  pemerintah harus mendukung kebijakan-kebijakan yang telah ada. Sementara rakyat harus melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut dengan sebaik-baiknya. Kemudian, pemerintah dan rakyat harus saling berkoordinasi sehingga akan tercipta sistem politik yang menguntungkan bagi semua pihak.
            Untuk politikus disarankan agar dapat menjalankan politik itu sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku dan tidak menjadikan politik untuk kepentingan pribadi.


Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar